BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Mikroorganisme adalah jasad renik atau makhluk mikroskopik
yang rata-rata berukuran beberapa micron atau lebih kecil dari itu ( 1 mikron =
0,001 mm )
Populasi mikroba di alam
sangat kompleks dan besar. Beratus-ratus spesies dari berbagai mikroba biasanya
menghuni bermacam-macam tubuh kita, termasuk mulut, saluran pencernaan, dan
kulit. Salah satu mikroba tersebut adalah bakteri. Bakteri memiliki tiga macam
bentuk yaitu kokus (bulat atau bola), basil (batang), dan spiral (Fardiaz
1989).
Sifat bakteri ada yang
menguntungkan dan ada yang merugikan. Dikatakan menguntungkan karena bakteri
dapat melakukan proses pembusukan sampah agar tidak menumpuk, sebagai
antibiotic, indicator pencemaran, dan sebagainya. Sedangkan dikatakan merugikan
karena bakteri dapat menimbulkan penyakit untuk beberapa spesies. Walaupun
begitu, mikroba khususnya bakteri sengaja ditumbuhkan pada sebuah medium. Dalam
tinjauan mikrobiologi, istilah pertumbuhan digunakan untuk menyatakan
bertambahnya komponen sel secara teratur dan irreversible (tidak dapat balik)
disertai bertambanya komponen sel dan pembelahan sel (kecuali untuk beberapa
mikrobia filament). Secara umum prtumbuhan mikrobia merupakan hasil penggandaan
sel (pembelahan, pertunasan), sehingga pertumbuhan bakteri lebih sering
dinyatakan sebagai reproduksi sel. Medium yang digunakan adalah medium yang
ketersediaan nutrientnya tercukupi seperti air, karbon, energy, mineral, dan
faktor tumbuh untuk pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri. Suatu bakteri
dikatakan pathogen jika bakteri tersebut telah membentuk suatu koloni. Koloni
didapatkan jika berada pada lingkungan buatan, sedangka jika berada di alam
konsentrasi bakteri pathogen menjadi rendah dan suit untuk dideteksi. Oleh
karena itu dilakukan analisis mikrobiologi untuk mengidentifikasi bakteri
pathogen, misalnya uji mikrobiologi air (Fardiaz 1989).
Dalam melakukan diagnosa
mikrobiologi sterilisasi sangat diutamakan baik alat maupun medianya. Suatu
alat dikatakan steril apabila alat atau bahan bebas dari mikroba baik bentuk vegetative maupun spora. Untuk itu
sebagai pemula dalam mikrobiologi sangat perlu mengenal teknik sterilisasi,
pembuatan media serta teknik penanaman . Pembiakan mikroba dalam labolatorium
memerlukan medium yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai
dengan mikroorganisme. Zat hara dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk
pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energy, zat hara sebagai sumber karbon,
nitrogen, sulfur, phosfat, oksigen, hidrogrn serta unsur-unsur sekelumit (trace element)
Berdasarkan
hal tersebut maka dilakukan percobaan untuk menambah pengetahuan tentang cara
pembuatan medium, inokulasi mikroba, dan juga uju MPN.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum kali ini adalah :
a.
Mengetahui cara membuat media pertumbuhan mikrorganisme
b.
Mengetahui cara penanaman mikroba.
c.
Mengetahui cara uji MPN
C.
Mamfaat
Praktikum
Untuk mengetahui dan memahami secara langsung pertumbuhan mikroorgansime /pembiakan mikroorganisme.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Medium
Pertumbuhan Mikroba
Medium adalah
tempat untuk menumbuhkan mikroba. Mikroba memerlukan nutrisi untuk memenuhi
kebutuhan energy, bahan pembangun sel, dan sintesis protplasma serta
bagian-bagian sel lainnya.
Setiap mikroba
mempunyai sifat fisiologis tertentu, sehingga memerlukan nutrisi tertentu pula.
Susunan kimia sel mikroba relative tetap, baik unsur kimia maupun senyawa yang
terkandung di dalam sel. Penyusun utama sel adalah C, H, O, N, dan P, yamg
jumlahnya sekitar 95% dari berat kering sel, sedangkan sisanya tersusun dari
unsur-unsur lain yaitu air 80-90% dan bagian-bagian lain 10-20% terdiri dari
protoplasma, dinding sel, lipida untuk cadangan makanan, polisakarida,
polifosfat, dan senyawa lain.
Campuran
bahan-bahan (nutrient) yang digunakan untuk menumbuhkan, mengisolasi, menguji
sifat-sifat fisiologis dan menghitung jumlah mikrobia tersebut. Media yang
digunakan untuk menumbuhkan mikrobia dibagi atas 2 golongan berdasarkan
komposisi bahan penyusunnya yaitu:
1.
Media
sintesis; media yang tersusun atas senyawa yang diketahui komposisi kimianya
secara tepat. Media tersebut berisi garam anorganik misalnya asam-asam amino,
asam lemak, alkihol, karbohidrat atau senyawa organik serta vitamin-vitamin.
2.
Media
non-sintetik; adalah media yang tidak di ketahui komposisi kimiawinya secara
pasti. Beberapa dari komposisi yang ditambahkan misalnya ekstrak beef, ekstrak
yeast, peptone, darah, serum, dan kasein hidrolisat. Contoh media nonsintetik
NA, NB, PDA.
Berdasarkan sifat media dibagi menjadi
:
1.
Media
umum; media yang ditambahkan bahan-bahan yang bertujuan menstimulasi
pertumbuhan mikrobia secara umum. Contoh Nutrien Agar (NA) untuk menstimulasi
pertumbuhan bakteri, Potato Dextose Agar (PDA) untuk menstimulir pertumbuhan
fungi.
2.
Media
diperkaya (enrichment media), media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu untuk
menstimulasi pertumbuhan mikrobia yang jumlahnya sedikit dalam suatu campuran
berbagai mikrobia contoh Chocolate media dan Yeast-Extract-potassium Nitrate
Agar.
3.
Media
selektif, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu yang akan
menghambat pertumbuhan mikrobia yang tidak diinginkan yang ada dalam suatu
specimen. Inhibitor yang digunakan berupa antibiotic, garam dan bahan-bahan
kimia lainnya.
4.
Media
diferensial, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan kimia atau reagensia
tertentu yang menyebabkan mikrobia yang tumbuh memperlihatkan
perubahan-perubahan spesifik sehingga dapat dibedakan dengan jenis lainnya.
Ada tiga jenis
media pengembangbiakan berdasarkan konsentrasinya antara lain:
a)
Media
padat, yaitu media berbentuk padat yang mengandung agar 1-1,5% misalnya
nutrient agar
b)
Media cair yaitu media yang berbentuk cair
yang tidak mengandung agar, misalnya nutrient broth
c)
Media semi padat, yaitu media yang berbentuk padat
pada suhu dingin, dan berbentuk cair bila suhu panas, misalnya media SIM (media
yang digunakan untuk uji produksi sulfur, indiol, motilitas.
Fungsi-fungsi
medium adalah sebagai berikut :
·
Media basal dapat mendukung
pertumbuhan berbagai jenis spesies tanpa syarat nutrisi
·
Media penghambat merupakan medium
yang memuat unsur pokok tertentu yang menghambat pertumbuhan dari jenis
mikroorganisme tertentu.
·
Medium pemeliharaan digunakan untuk
pertumbuhan awal dan penyimpanan selanjutnya, mempersiapkan kultur organisme
yang disimpan baik pada suhu ruang atau suhu dingin (Singleton, dkk, 2001)
B. Inokulasi
Mikroba
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat
ketelitian yang sangattinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi)
terlebih dahulu diusakan agarsemua alat yang ada dalam hubungannya dengan
medium agar tetap steril, hal ini agarmenghindari terjadinya kontaminasi
(Dwijoseputro, 1998).
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan
murni mikroorganisme yaitu :
·
Metode Gores
Teknik
ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi
memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan
yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di
permukaan media agar nutrien dalam cawaan petri dengan jarum pindah (lup
inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup
terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni.
Cara
penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila
dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya
terkadang berbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu
untuk membuat goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan.
·
Metode
tebar
Setetes inokolum diletakan dalam
sebuah medium agar nutrien dalam cawan petridish dan dengan menggunakan batang
kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang
sama dapat digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin
penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul
koloni koloni yang terpisah-pisah.
·
Metode Tuang
Isolasi
menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan pengenceran
adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya ditemukan
satu sel di dalam tabung (Winarni, 1997).
·
Metode Tusuk
Metode
tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarum ose yang
didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam media (Winarni,
1997).
C. Pengujian
bakteri Coliform dengan Metode MPN (Most Probable Number)
Metode MPN biasanya
biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang
berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat
dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari contoh tersebut (Fardiaz,
1993). Metode MPN digunakan medium cair di dalam tabung reaksi, dimana perhitungannya
dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh
jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung
yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau
terbentuknya gas di dalam tabung kecil (tabung Durham) yang diletakkan pada
posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik pembentuk gas.
Dalam metode MPN,
pengenceran harus dilakukan lebih tinggi daripada pengenceran dalam hitungan
cawan, sehingga beberapa tabung yang berisi medium cair yang diinokulasikan
dengan larutan hasil pengenceran tersebut mengandung satu sel, beberapa tabung
yang lainnya mengandung lebih dari satu sel atau tabung lainnya tidak
mengandung sel. Dengan demikian setelah inkubasi, diharapkan terjadi pertumbuhan
pada beberapa tabung yang dinyatakan sebagai tabung positif, sedangkan tabung
lainnya negatif. Pada pengenceran pertama kesembilan tabung menghasilkan
pertumbuhan positif yaitu dengan seri tabung 3-3-3 pada ukuran 10 ml, 1 ml dan
0,1 ml menghasilkan 2-1-2 tabung yang positif ditumbuhi jasad renik dan pada
pengenceran kedua, kesembilan tabung menghasilkan 1-0-1 tabung yang positif
ditumbuhi jasad renik.
Metode MPN dapat digunakan
untuk menghitung jumlah jasad renik tertentu yang terdapat diantara campuran
jasad renik lainnya. Sebagai contoh, jika digunakan Lactosa Broth, maka adanya
bakteri yang dapat memfermentasi laktosa ditunjukkan dengan terbentuknya gas di
dalam tabung Durham. Cara ini biasa digunakan untuk menentukan MPN koliform
terhadap air atau minuman karena bakteri Coliform termasuk bakteri yang dapat
menfermentasi laktosa. (Fardiaz, 1992).
Dalam metode MPN (Most
Probable Number) untuk uji kualitas mikrobiologi air dalam praktikum digunakan
kelompok koliform sebagai indikator. Metode MPN merupakan uji deretan tabung
yang menyuburkan pertumbuhan koliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga
jumlah koliform dalam sampel yang diuji. Uji ini diawali dengan memasukkan 10
ml cairan dari sampel ke dalam lauryl tryptose broth, uji awal ini disebut uji duga
(presumtive test). Dalam uji duga, setiap tabung yang menghasilkan gas dalam
masa inkubasi diduga mengandung bakteri koliform. Uji dinyatakan positif bila
terlihat gas dalam tabung Durham. Tabung yang memperlihatkan gas diuji lebih
lanjut dengan uji peneguhan. Untuk uji peneguhan dilakukan untuk meneguhkan
bahwa gas yang terbentuk disebabkan oleh kuman koliform dan bukan disebabkan
oleh kerja sama beberapa spesies sehingga menghasilkan
gas. Uji peneguhan menggunakan BGLB (Briliant Green Bile Lactose Broth) yang
diinokulasikan dengan satu mata ose media yang memperlihatkan hasil positif
pada uji duga (Lay, 1994).
BAB III
METODOLOGI
A. Alat
ü
Incubator
ü
Autoclave
ü
Neraca analitik
ü
Labu Erlenmeyer
ü
Lampu spritus
ü
Laminary air flow
ü
Sendok tanduk
ü
Cawan petri
ü
Tabung reaksi
ü
Gelas ukur
ü
Ose bulat
ü
Ose lurus
ü
Gelas kimia
ü
Botol selai/sampel
ü
Spoit
ü
Kompor gas
B. Bahan
ü
Medium NA
ü
Medium PDA
ü
Aquades
ü
Air sumur
ü
LB
ü
Air PAM
ü
Air Aqua
ü
Label
ü
Kapas
C. Cara
Kerja
1.
Pembuatan
medium
a.
medium
NA
§
Siapkan
medium NA, Letakkan labu Erlenmeyer di atas nerca analitik.
§
Masukkan
medium NA ke dalam labu Erlenmeyer dengan menggunakan sendok tanduk hingga
mencapai 1,40 gram.
§
Larutkan
dengan menggunakan aquades 50 ml yang belum steril
§
Panaskan
dengan menggunakan lampu spritus, sambil di aduk hingga berubah warna menjadi
bening
§
Masukkan
ke dalam autoclave untuk di sterilkan
b.
Medium
PDA
§
Siapkan
medium PDA, letakkan labu Erlenmeyer di atas neraca analitik
§
Masukkan
medium PDA ke dalam labu Erlenmeyer dengan menggunakan sendok tanduk hingga
mencapai 1,9 gram.
§
Larutkan
dengan menggunakan aquades 50 ml yang belum steril
§
Panaskan
dengan menggunakan lampu spritus sambil di aduk hingga berubah warna menjafi
bening.
§
Masukkan
ke dalam autoclave untuk di sterilkan.
2.
Inokulasi
Mikroba
ü
Medium
NA dan medium PDA yang telah di sterilkan di simpan di dalam laminary air flow.
ü
Tuang
medium NA dan PDA secukupnya pada masing-masing dua cawan petri(NA plate dan
PDA plate)
ü
Kemudian
tuang medium NA dan PDA secukupnya ke dalam masing-masing dua tabung reaksi.
Dan di beri nama NA/PDA miring dan NA/PDA lurus.
ü
NA/PDA
miring disimpan dengan posisi miring
ü
NA/PDA
lurus disimpan di rak tabung
ü
Diamkan
hingga padat (±2 hari)
ü
Ose
yang di gunakan untuk mengambil sampel bakteri di sterilkan terlebih dahulu
(dibakar berpijar merah), kemudian didinginkan.
ü
Ambil
satu ose(bulat) bakteri kemudian di goreskan pada medium NA/PDA plate 1
ü
Ambil
satu ose(bulat) bakteri kemudian di goreskan pada medium NA/PDA plate 2
ü
Ambil
satu ose (bulat) bakteri masukkan ke dalam NA/PDH miring
ü
Ambil
satu ose (lurus) tusukkan hingga ke dasar NA/PDH lurus
ü
Sterilkan
kembali ose yang telah digunakan.
3.
Uji
MPN
a.
Langkah
pertama
ü
Siapkan
sampel air sumur, aquades, dan LB
ü
Masukkan
9 ml aquades ke dalam gelas kimia, kemudian ambil air sumur sebanyak 1 ml
dengan menggunakan spoit
ü
Hasil
pengenceran tersebut di beri tanda 10ˉ¹
ü
Siapkan
3 tabung reaksi yang telah diisi dengan tabung durham dengan posisi terbalik
ü
Masing-masing
tabung diisi dengan 9 ml LB
ü
Hasil
pengenceran 10ˉ¹ dimasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing 1 ml
ü
Letakkan
ketiga tabung reaksi tersebut di rak tabung
b.
Langkah
kedua
ü
Siapkan
kembali gelas kimia, isi dengan aquades sebanyak 9 ml
ü
tambahkan
hasil pengenceran 10ˉ¹ sebanyak 1 ml dan di beri tanda 10ˉ²
ü
siapkan
kembali 3 tabung reaksi yang telah diisi dengan tabung durham dengan posisi
terbalik
ü
masing-masing
tabung diisi dengan 9 ml LB
ü
Hasil
pengenceran 10ˉ² dimasukkan ke dalam tabung reaksi tersebut masing-masing 1 ml
ü
Letakkan
ketiga tabung tersebut di rak tabung
c.
Langkah
ketiga
ü
Siapkan
kembali gelas kimia, isi dengan aquades sebanyak 9 ml
ü
Tambahkan
hasil pengenceran 10ˉ² sebanyak 1 ml dan di beri tanda 10ˉ³
ü
Siapkan
kembali 3 tabung reaksi yang telah diisi dengan tabung durham dengan posisi
terbalik
ü
Masing-masing tabung diisi dengan 9 ml LB
ü
Hasil
pengenceran 10ˉ² dimasukkan kedalam tabung reaksi tersebut masing-masing I ml
ü
Letakkan
ketiga tabung tersebut di rak tabung
ü
Simpan
selama ±1 hari
ü
Amati
tabung reaksi tersebut, jika terdapat gelembung udara di dalam tabung durham,
hal tersebut menunjukkan bahwa hasil pengenceran tersebut positif bakteri.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
Adapun hasil yang telah didapatkan
dari percobaan yakni:
1. Pembuatan
medium
No
|
Nama
|
Fungsi
|
Warna
sebelum pengadukan
|
Warnasesudah
pengadukan
|
1.
|
NA
|
Sebagai
tempat pembiakan Bakteri
|
Keruh
|
Kuning jernih
|
2.
|
PDA
|
Sebagai tempat pembiakan jamur
|
keruh
|
Kuning keruh
|
2. Inokulasi
bakteri
|
Gambar
penanaman (inokulasi) bakteri yang menggunakan metode gores pada NA plate.
|
|
Gambar
penanaman (inokulasi) bakteri yang meggunakan metode tusuk pada NA lurus.
|
|
Gambar
penanaman (inokulasi) bakteri yang menggunakan metode gores pada NA miring.
|
Nama media
|
Metode yang digunakan
|
PDA
plate
|
Metode
gores
|
PDA
miring
|
Metode
gores
|
PDA
lurus
|
Metode
tusuk
|
3.
Uji
MPN
Seri 1
|
Seri 2
|
Seri 3
|
Hasil
|
+3
|
+3
|
+3
|
800
koloni bakteri
|
B. Pembahasan
Percobaan kali ini yaitu pembuatan
medium, inokulasi mikroba dan uji MPN. Medium adalah suatu bahan yang terdiri
atas campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba. Selain untuk
menumbuhkan mikroba, medium dapat digunakan pula untuk isolasi, memperbanyak,
pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan mikroba. Medium yang digunakan
dalam percobaan ini adalah Nutrient agar (NA), dan Potato Dextrosa Agar (PDA).
Nutrient Agar (NA) merupakan
suatu medium yang berbentuk padat, yang merupakan perpaduan antara bahan
alamiah dan senyawa-senyawa kimia. Dalam hal ini agar digunakan sebagai
pemadat, karena sifatnya yang mudah membeku dan mengandung karbohidrat yang
berupa galaktam sehingga tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Medium
Nutrient Agar (NA) merupakan medium yang berwarna coklat muda yang memiliki
konsistensi yang padat dimana medium ini berasal dari sintetik dan memiliki
kegunaan sebagai medium untuk menumbuhkan bakteri .
Medium PDA (Potato Dekstrosa Agar)
berdasarkan susunannya merupakan medium organik semi alamiah atau semi sintetis
sebab terdiri dari bahan alamiah yang ditambah dengan senyawa kimia;
berdasarkan konsistensinya merupakan medium padat karena mengandung agar yang
memadatkan medium; berdasarkan kegunaannya merupakan medium untuk pertumbuhan
jamur.
Pada praktikum kali ini mengenai
inokulasi mikroba , praktikan melakukan inokulasi dengan menggunakan metode
gores, dan metode tusuk. teknik penggoresan ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi
dan waktu, tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan
menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan media agar
nutrien dalam cawaan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara
garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat
tumbuh menjadi koloni (Winarni, 1997). Cara penggarisan dilakukan pada medium
pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang
paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing
laboratorium tapi tujuannya sama yaitu untuk membuat goresan sebanyak mungkin
pada lempeng medium pembiakan. Ada beberapa teknik dalam metode goresan, yakni
: Goresan T, Goresan kuadran c, Goresan Radiand, Goresan Sinambung. Sedangkan
pada metode tusuk, harus dibutuhkan ketelitian agar sampel bakteri pada jarum
ose tidak tersentuh oleh mulut atau pinggiran tabung.
Dari hasil uji
MPN yang kami lakukan, kami mendapatkan bahwa kesembilan tabung reaksi yang
telah di tetesi hasil pengenceran 10ˉ¹, 10ˉ², dan 10ˉ³ hasilnya positif semua.hal
ini ditandai dengan gelembung pada semua tabung durham. Semakin banyak volume
suatu sampel maka semakin banyak pula bakteri yang terkandung di dalamnya. uji
MPN dinyatakan berhasil apabila semua tabung durham yang ada didalam tabung
reaksi terangkat. Tetapi pada hasil pengamatan yang kami lakukan terdapat satu
tabung yang tabung durhamnya tidak
terangkat. Hal ini dapat terjadi karena ketidaktelitian praktikan dalam
melakukan percobaan yang mengakibatkan terjadinya kesalahan. Kelebihan dari metode MPN ini
adalah waktu yang dibutuhkan sangat sedikit atau sangat singkat, sedangkan
kekurangan dari metode MPN yaitu hasil yang diperoleh terkadang tidak begitu
akurat.
Pengenalan alat dan fungsinya
a.
Cawan
petri
§
untuk
pembiakan sel atau penanaman mikroba pada media agar atau padat
b.
beaker
gelas
§
sebagai
tempat larutan dan juga dapat memanaskan zat-zat mikrobiologi
§
mengambil
sebuah sampel dengan ukuran yang besar
§
mencampur
dan memanaskan cairan
§
untuk
menuangkan cairan
c.
Botol
sampel
§
Untuk
mengambil sampel air, air PAM atau air sumur pada saat pengambilan sampel air.
d.
Tabung
reaksi
§
Digunakan
untuk menanam mikroba
e.
Sendok
tanduk
§
Mengambil
media sebelum di timbang ke neraca analitik
f.
Autoclave
§
Adalah
suatu alat yang dapat menghasilkan tekanan uap air yang tinggi, sehingga panas
yang ditimbulkan dapat lebih dari 100ºC. Dengan suhu 121ºC (dengan tekanan 15
psi) selama 15 menit akan membunuh semua mikroba termasuk endosporanya.
g.
Oven
§
Sebagai
sterilisasi kering
h.
Incubator
§
Untuk
menginkubasi bakteri (pengeraman)
i.
Ose
§
Digunakan
untuk mengambil organisme atau isolasi mikroorganisme yang akan dibuat ke atas
atau ke dalam media pembiakan.
j.
Tabung
durham
§
Untuk
menampung atau menjebak gas yang terbentuk akibat metabolismepada bakteri yang
di ujikan.
k.
Spoit/pipet
volume
§
Berfungsi
untuk memindahkan sejumlah volume larutan sesuai ukurannya
l.
Kapas
§
Untuk
menyumbat tabung reaksi pada saat sterilisasi
m.
Laminar
air flow
§
Alat
ini di gunakan dalam tekhnik sterilisasi radiasi. Kita juga dapat bekerja dalam
ruangan ini alat ini terletak khusus dalam satu ruang yang di sebut ruang
steril. Penggunaan alat tersebut adalah untuk mensterilkan udara sehingga
kegiatan yang berkaitan dengan pemindahan dan pengairan miroba dapat di lakukan
di sekitar laminar air flow.
n.
Neraca
analitik
§
Neraca
yang digunakan untuk menimbang zat yang butuh ketelitian tinggi dan dalam skala
kecil/mikro (biasanya hingga 4 desimal 0,0001 gram).
o.
Erlenmeyer
§
Berfungsi
untuk menampung larutan bahan atau cairan
§
Dapat
digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media,
menampung aquades, multivasi mikroba dalam kultur cair, dan lain-lain.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah kita
dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa Media merupakan suatu bahan
yang terdiri dari campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba. Selain untuk menumbuhkan mikroba, medium
dapat pula di gunakan untuk isolasi, memperbanyak mikroba, pengujian sifat-sifat
fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba. Media agar-agar merupakan media yang
sangat baik untuk memisahkan campuran mikroorganisme sehingga masing-masing
jenisnya menjadi terpisah-pisah.
Teknik
inokulasi merupakan teknik pemindahan bakteri ke dalam media dengan perlakuan
khusus untuk mempertahankan kemurnian dari bakteri tersebut. Teknik inokulasi
dapat dilakukan dengan metode gores pada agar datar (streak plate method) dan
metode gores pada agar miring (streak plate method). Proses inokulasi harus
benar-benar aseptik atau steril supaya tidak terjadi kontaminasi oleh
mikroorganisme lain. Pada hasil pengamatan metode gores agar miring terlihat
adanya garis zig-zag putih menyebar yang menandakan koloni bakteri biakan tumbuh. teknik
penggoresan ini lebih menguntungkan
jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang
diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni
yang terpisah.
Dari hasil uji MPN yang kami lakukan, kami mendapatkan bahwa kesembilan
tabung reaksi yang telah di tetesi hasil pengenceran 10ˉ¹, 10ˉ², dan 10ˉ³
hasilnya positif semua.hal ini ditandai dengan gelembung pada semua tabung
durham.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan pada kegiatan praktikum
inokulasi dan pemurnian bakteri adalah peranan dosen dalam membimbing dan mengarahkan praktikan sangatlah
penting, dimana disini praktikan masih terasa sangat nol dalam pemahamannya,
sehingga semestinya peranan dosen dalam memberikan arahan lebih aktif dan tersampaikan
dengan jelas ke praktikan. Kemudian penunjangan alat-alat praktikum supaya
praktikum ini berjalan dengan baik dan lancar sangat diharapkan dari saya
sebagai praktikan. Dan untuk praktikan dalam melakukan
praktek sangat dibutuhkan ketelitian dan ketekunan yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Hermanto, Bambang.2011.Metode The king BIOLOGI SMA ala Tentor.Jakarta:Wahyumedia.
Hatta,M.2010.Mikrobiologi Keperawatan.Makassar
Alang,Hasria.Adriani.2013.Bahan Ajar dan Penuntun Praktikum
MIKROBIOLOGI.Makassar.
Zulkarnaim.2008.Bahan Ajar MIKROBIOLOGI.Makassar
Di akses tanggal 29 Mei 2013
Di akses tanggal 29 Mei
2013
Di akses tanggal 30 Mei
2013
Di akses tanggal 30 Mei
2013
Di akses tanggal 30 Mei
2013
Di akses tanggal 30 Mei
2013