Sabtu, 13 Juli 2013

Hati-hati, Minum Cola Dapat Sebabkan Depresi

Cola merupakan minuman bersoda yang banyak digemari untuk melepas dahaga. Banyak orang telah mengetahui bahwa sebenarnya minuman bersoda ini berefek buruk bagi kesehatan. Dan ternyata ada fakta baru yang menyatakan bahwa minuman bersoda ini dapat menyebabkan depressi.
Dilansir dari geniusbeauty.com minuman bersoda bahkan yang rendah kalori sekalipun bisa memicu depresi pada seseorang apalagi bila dikonsumsi setiap hari. Hal tersebut diungkapkan dalam New York Daily News.
Menurut studi yang dilakukan oleh National Institute of Health (USA), bila dalam sehari kita meminum soda sekitar 4 gelas akan beresiko tinggi menderita berbagai macam penyakit, salah satunya depresi. Memang efek dari meminum cola ini tidak langsung terasa, melainkan bisa terjadi beberapa tahun kemudian.
Dalam sebuah penelitian juga disebutkan bahwa orang yang meminum minuman ringan tersebut beresiko 30% lebih rentan mengalami depresi. Dan bahkan orang yang mengkonsumsi minuman diet memiliki resiko 51% lebih tinggi terhadap depresi.
Bagi kamu yang gemar meminum soda, bisa mencoba alternatif lain dengan kopi rendah gula. Karena minuman ini dipercaya dapat mengurangi resiko depresi. Nah, Dreamers banyak sekali bahaya minum soda. Mulai sekarang untuk mengurangi resiko depresi kurangilah konsumsi minuman bersoda. (mya)

Suri Cruise


KAPANLAGI.COM - Ternyata tak semua orang mengagumi gadis kecil bernama Suri Cruise. Salah seorang hater bahkan tega melakukan penyerangan verbal pada bocah tujuh tahun ini.
Seperti dilaporkan oleh Hollywood Life, saat itu Suri dan ibunya,Katie Holmes baru saja keluar dari Trump International Hotel, New York. Dalam waktu singkat, paparazzi langsung mendekati dan meminta foto mereka.
Suri yang memang dikenal anti-paparazzi merasa tidak nyaman dengan kedatangan pemburu foto. Dia pun berteriak pada kerumunan, dan meminta para fotografer itu menjauhinya.
Salah seorang fans rupanya tidak suka dengan perilaku yang dianggap tidak sopan ini. tanpa ragu, dia mendekati Suri dan menyebut putri Tom Cruise dengan sebutan anak bandel dan jalang.
"Bye Suri, dasar kau anak kecil bandel. Jalang!" teriak pria yang dipastikan bukan paparazzi itu. (hlc/ris)

Kenapa Penguin Tidak Bisa Terbang?

Tiga tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 31 Maret 2008, masyarakat dunia dikejutkan oleh penemuan BBC yang disajikan dalam format video dokumenter yang menunjukkan sekelompok penguin sedang terbang bermigrasi dari kutub selatan menuju hutan tropis di Amerika Selatan. Sontak video tersebut menjadi perdebatan dan dibahas secara luas. Namun, ternyata video tersebut hanyalah sebuah video rekayasa dengan teknologi canggih yang disiapkan BBC untuk menyambut Hari April Mop yang jatuh pada keesokan harinya. Faktanya, penguin tidak akan pernah dapat terbang seperti yang digambarkan dalam video tersebut. Ada sejumlah alasan mengapa penguin tidak dapat terbang di udara, berikut hasil kajian BerbagaiHal dari berbagai sumber terpercaya.

Makanan Utama Penguin Berada di Dalam Air

Seperti yang kita ketahui, makanan utama penguin adalah ikan dan makhluk hidup laut lainnya semisal udang dan cumi-cumi. Ikan yang menjadi santapan utama penguin ini berenang cukup dalam di bawah permukaan air. Sehingga terbang seperti elang atau burung pemakan ikan lainnya kemudian menyergap ikan yang berenang di permukaan tidak akan membuat penguin dapat menangkap ikan-ikan ini dengan mudah.

Untuk bisa menangkap mangsanya tidak ada jalan lain melainkan dengan cara menyelam. Oleh karena itu, penguin harus menyelam dan bukannya terbang. Selain itu, hampir tidak ada predator tanah yang memangsa penguin, sehingga membuat penguin tidak perlu untuk mengembangkan mekanisme pertahanan dengan cara terbang untuk menjauhi predator tersebut. Sederhananya, mereka tidak terbang karena mereka tidak perlu untuk terbang.

Bobot Tubuh Penguin Terlalu Berat

Penguin tidak bisa terbang di udara karena sayap mereka terlalu kecil untuk dapat mengangkat berat badan mereka yang cukup besar. Daya yang diperlukan untuk tetap melayang melawan gravitasi sebanding dengan lebar sayap. Sayap yang penguin miliki berukuran sangat kecil, selain itu bobot tubuh mereka juga sangat berat. Penguin yang paling berat memiliki bobot yang jauh lebih berat daripada burung-burung yang dapat terbang yang terberat. Tubuh berat penguin adalah hasil dari struktur tulang khusus mereka dan lemak yang mereka bawa. Lemak ini berguna melindungi penguin dari cuaca dingin yang ekstrem (Baca: Cara Penguin Bertahan dalam Kondisi Dingin yang Ekstrem).

Air dingin dapat menghilangkan panas dari tubuh lebih cepat daripada udara, sehingga isolator untuk menahan panas dengan baik sangat diperlukan, yaitu lemak. Berdasarkan perhitungan ilmu penerbangan, penguin harus mengepakkan sayapnya sekurang-kurangnya 35 kali per detik (setara dengan burung kolibri) untuk tetap melayang di udara. Untuk melakukan hal tersebut diperlukan energi dalam jumlah yang besar, sementara penguin tidak memilikinya. Bahkan penguin tidak mampu hanya untuk menciptakan energi yang cukup untuk lepas landas memulai penerbangannya.

Sayap Penguin Terlalu Kecil

Jika penguin tidak bisa terbang karena mereka memiliki sayap kecil seperti itu, maka mengapa mereka memiliki sayap yang kecil? Karena air memiliki masa jenis yang jauh lebih besar daripada udara, sayap penguin harus lebih pendek dan lebih gemuk dibandingkan dengan sayap burung terbang. Karena, dengan sayap kecil tersebut penguin hanya terkena sedikit hambatan oleh air dan membuat penguin lebih lincah dan tangkas di dalam air.

Tulang sayap mereka menyatu dengan lurus, bukan miring seperti burung terbang, dan hal ini membuat sayap penguin lebih kaku dan lebih kuat seperti sebuah sirip. Sayap kecil dan bentuk tubuh yang ramping penguin sangat ideal untuk menyelam di dalam air. Sayap yang lebih besar akan menciptakan hambatan yang terlalu banyak, sedangkan sayap penguin yang berukuran kecil sangat baik untuk berenang dan menyelam dalam kecepatan tinggi.

Penguin Memiliki Struktur Tulang yang Padat dan Berat

Tidak seperti kebanyakan burung atau unggas lainnya, penguin tidak memiliki tulang yang berongga, sehingga penguin menjadi jauh lebih berat dan lebih sulit untuk sayap kecil mereka mengangkat tubuh mereka yang berat ini untuk dapat terbang. Sedangkan kebanyakan burung terbang akan memiliki tulang berongga untuk membuat bobot tubuh lebih ringan sehingga lebih mudah ketika terbang. Struktur tulang yang padat pada penguin bertindak sebagai semacam pemberat untuk membantu ketika mereka menyelam. Selain itu, tulang yang padat juga lebih tahan terhadap kerusakan yang diakibatkan tekanan air yang tinggi ketika mereka menyelam.

Penguin Dirancang Untuk "Terbang" di Dalam Air

Penguin memiliki tingkat mioglobin yang lebih tinggi. Mioglobin adalah cara utama penguin untuk menyimpan cadangan oksigen ketika menyelam dalam waktu yang lama (Baca: Cara Penguin Menyelam Dalam Waktu yang Lama). Berbeda dengan otot pada burung terbang yang dipenuhi dengan mitokondria dan enzim untuk menambah daya dan energi yang digunakan untuk penerbangan.

Burung terbang tidak bisa menghabiskan banyak waktu di bawah air seperti penguin karena mereka memiliki mioglobin lebih sedikit. Selain itu, bulu penguin juga dioptimalkan untuk lingkungan akuatik. Bulu penguin yang pendek dan ketat untuk membuat permukaan halus sehingga hambatan ketika menyelam di dalam air akan menjadi lebih rendah. Sementara burung terbang memiliki bulu yang sangat berbeda yang halus untuk menjebak udara dan mengangkat mereka terbang di angkasa.


Rabu, 10 Juli 2013

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Mikroorganisme adalah jasad renik atau makhluk mikroskopik yang rata-rata berukuran beberapa micron atau lebih kecil dari itu ( 1 mikron = 0,001 mm )
Populasi mikroba di alam sangat kompleks dan besar. Beratus-ratus spesies dari berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam tubuh kita, termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit. Salah satu mikroba tersebut adalah bakteri. Bakteri memiliki tiga macam bentuk yaitu kokus (bulat atau bola), basil (batang), dan spiral (Fardiaz 1989).
Sifat bakteri ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Dikatakan menguntungkan karena bakteri dapat melakukan proses pembusukan sampah agar tidak menumpuk, sebagai antibiotic, indicator pencemaran, dan sebagainya. Sedangkan dikatakan merugikan karena bakteri dapat menimbulkan penyakit untuk beberapa spesies. Walaupun begitu, mikroba khususnya bakteri sengaja ditumbuhkan pada sebuah medium. Dalam tinjauan mikrobiologi, istilah pertumbuhan digunakan untuk menyatakan bertambahnya komponen sel secara teratur dan irreversible (tidak dapat balik) disertai bertambanya komponen sel dan pembelahan sel (kecuali untuk beberapa mikrobia filament). Secara umum prtumbuhan mikrobia merupakan hasil penggandaan sel (pembelahan, pertunasan), sehingga pertumbuhan bakteri lebih sering dinyatakan sebagai reproduksi sel. Medium yang digunakan adalah medium yang ketersediaan nutrientnya tercukupi seperti air, karbon, energy, mineral, dan faktor tumbuh untuk pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri. Suatu bakteri dikatakan pathogen jika bakteri tersebut telah membentuk suatu koloni. Koloni didapatkan jika berada pada lingkungan buatan, sedangka jika berada di alam konsentrasi bakteri pathogen menjadi rendah dan suit untuk dideteksi. Oleh karena itu dilakukan analisis mikrobiologi untuk mengidentifikasi bakteri pathogen, misalnya uji mikrobiologi air (Fardiaz 1989).
 Dalam melakukan diagnosa mikrobiologi sterilisasi sangat diutamakan baik alat maupun medianya. Suatu alat dikatakan steril apabila alat atau bahan bebas dari mikroba baik  bentuk vegetative maupun spora. Untuk itu sebagai pemula dalam mikrobiologi sangat perlu mengenal teknik sterilisasi, pembuatan media serta teknik penanaman . Pembiakan mikroba dalam labolatorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energy, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, phosfat, oksigen, hidrogrn serta unsur-unsur sekelumit (trace element)
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan percobaan untuk menambah pengetahuan tentang cara pembuatan medium, inokulasi mikroba, dan juga uju MPN.

B.     Tujuan Praktikum
 Adapun tujuan praktikum kali ini adalah :
a.     Mengetahui cara membuat media pertumbuhan mikrorganisme
b.    Mengetahui cara penanaman mikroba.
c.     Mengetahui cara uji MPN

C.   Mamfaat Praktikum
Untuk mengetahui dan memahami secara langsung pertumbuhan  mikroorgansime /pembiakan mikroorganisme.                    












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.   Medium Pertumbuhan Mikroba
Medium adalah tempat untuk menumbuhkan mikroba. Mikroba memerlukan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan energy, bahan pembangun sel, dan sintesis protplasma serta bagian-bagian sel lainnya.
Setiap mikroba mempunyai sifat fisiologis tertentu, sehingga memerlukan nutrisi tertentu pula. Susunan kimia sel mikroba relative tetap, baik unsur kimia maupun senyawa yang terkandung di dalam sel. Penyusun utama sel adalah C, H, O, N, dan P, yamg jumlahnya sekitar 95% dari berat kering sel, sedangkan sisanya tersusun dari unsur-unsur lain yaitu air 80-90% dan bagian-bagian lain 10-20% terdiri dari protoplasma, dinding sel, lipida untuk cadangan makanan, polisakarida, polifosfat, dan senyawa lain.
Campuran bahan-bahan (nutrient) yang digunakan untuk menumbuhkan, mengisolasi, menguji sifat-sifat fisiologis dan menghitung jumlah mikrobia tersebut. Media yang digunakan untuk menumbuhkan mikrobia dibagi atas 2 golongan berdasarkan komposisi bahan penyusunnya yaitu:
1.    Media sintesis; media yang tersusun atas senyawa yang diketahui komposisi kimianya secara tepat. Media tersebut berisi garam anorganik misalnya asam-asam amino, asam lemak, alkihol, karbohidrat atau senyawa organik serta vitamin-vitamin.
2.    Media non-sintetik; adalah media yang tidak di ketahui komposisi kimiawinya secara pasti. Beberapa dari komposisi yang ditambahkan misalnya ekstrak beef, ekstrak yeast, peptone, darah, serum, dan kasein hidrolisat. Contoh media nonsintetik NA, NB, PDA.
Berdasarkan sifat media dibagi menjadi :
1.    Media umum; media yang ditambahkan bahan-bahan yang bertujuan menstimulasi pertumbuhan mikrobia secara umum. Contoh Nutrien Agar (NA) untuk menstimulasi pertumbuhan bakteri, Potato Dextose Agar (PDA) untuk menstimulir pertumbuhan fungi.
2.    Media diperkaya (enrichment media), media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu untuk menstimulasi pertumbuhan mikrobia yang jumlahnya sedikit dalam suatu campuran berbagai mikrobia contoh Chocolate media dan Yeast-Extract-potassium Nitrate Agar.
3.    Media selektif, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu yang akan menghambat pertumbuhan mikrobia yang tidak diinginkan yang ada dalam suatu specimen. Inhibitor yang digunakan berupa antibiotic, garam dan bahan-bahan kimia lainnya.
4.    Media diferensial, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan kimia atau reagensia tertentu yang menyebabkan mikrobia yang tumbuh memperlihatkan perubahan-perubahan spesifik sehingga dapat dibedakan dengan jenis lainnya.

Ada tiga jenis media pengembangbiakan berdasarkan konsentrasinya antara lain:
a)    Media padat, yaitu media berbentuk padat yang mengandung agar 1-1,5% misalnya nutrient agar
b)     Media cair yaitu media yang berbentuk cair yang tidak mengandung agar, misalnya nutrient broth
c)     Media semi padat, yaitu media yang berbentuk padat pada suhu dingin, dan berbentuk cair bila suhu panas, misalnya media SIM (media yang digunakan untuk uji produksi sulfur, indiol, motilitas.
           
Fungsi-fungsi medium adalah sebagai berikut :
·         Media basal dapat mendukung pertumbuhan berbagai jenis spesies tanpa syarat nutrisi
·         Media penghambat merupakan medium yang memuat unsur pokok tertentu yang menghambat pertumbuhan dari jenis mikroorganisme tertentu.
·         Medium pemeliharaan digunakan untuk pertumbuhan awal dan penyimpanan selanjutnya, mempersiapkan kultur organisme yang disimpan baik pada suhu ruang atau suhu dingin (Singleton, dkk, 2001)

B.   Inokulasi Mikroba
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangattinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agarsemua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agarmenghindari terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1998).
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni mikroorganisme yaitu :
·         Metode Gores
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam cawaan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni.
Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu untuk membuat goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan.
·         Metode tebar
Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan petridish dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul koloni koloni yang terpisah-pisah.     
·         Metode Tuang
Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya ditemukan satu sel di dalam tabung (Winarni, 1997).
·         Metode Tusuk
Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarum ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam media (Winarni, 1997).
C.   Pengujian bakteri Coliform dengan Metode MPN (Most Probable Number)
Metode MPN biasanya biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari contoh tersebut (Fardiaz, 1993). Metode MPN digunakan medium cair di dalam tabung reaksi, dimana perhitungannya dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam tabung kecil (tabung Durham) yang diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik pembentuk gas.     
Dalam metode MPN, pengenceran harus dilakukan lebih tinggi daripada pengenceran dalam hitungan cawan, sehingga beberapa tabung yang berisi medium cair yang diinokulasikan dengan larutan hasil pengenceran tersebut mengandung satu sel, beberapa tabung yang lainnya mengandung lebih dari satu sel atau tabung lainnya tidak mengandung sel. Dengan demikian setelah inkubasi, diharapkan terjadi pertumbuhan pada beberapa tabung yang dinyatakan sebagai tabung positif, sedangkan tabung lainnya negatif. Pada pengenceran pertama kesembilan tabung menghasilkan pertumbuhan positif yaitu dengan seri tabung 3-3-3 pada ukuran 10 ml, 1 ml dan 0,1 ml menghasilkan 2-1-2 tabung yang positif ditumbuhi jasad renik dan pada pengenceran kedua, kesembilan tabung menghasilkan 1-0-1 tabung yang positif ditumbuhi jasad renik.     
Metode MPN dapat digunakan untuk menghitung jumlah jasad renik tertentu yang terdapat diantara campuran jasad renik lainnya. Sebagai contoh, jika digunakan Lactosa Broth, maka adanya bakteri yang dapat memfermentasi laktosa ditunjukkan dengan terbentuknya gas di dalam tabung Durham. Cara ini biasa digunakan untuk menentukan MPN koliform terhadap air atau minuman karena bakteri Coliform termasuk bakteri yang dapat menfermentasi laktosa. (Fardiaz, 1992).
Dalam metode MPN (Most Probable Number) untuk uji kualitas mikrobiologi air dalam praktikum digunakan kelompok koliform sebagai indikator. Metode MPN merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan pertumbuhan koliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlah koliform dalam sampel yang diuji. Uji ini diawali dengan memasukkan 10 ml cairan dari sampel ke dalam lauryl tryptose broth, uji awal ini disebut uji duga (presumtive test). Dalam uji duga, setiap tabung yang menghasilkan gas dalam masa inkubasi diduga mengandung bakteri koliform. Uji dinyatakan positif bila terlihat gas dalam tabung Durham. Tabung yang memperlihatkan gas diuji lebih lanjut dengan uji peneguhan. Untuk uji peneguhan dilakukan untuk meneguhkan bahwa gas yang terbentuk disebabkan oleh kuman koliform dan bukan disebabkan oleh kerja sama beberapa spesies sehingga menghasilkan gas. Uji peneguhan menggunakan BGLB (Briliant Green Bile Lactose Broth) yang diinokulasikan dengan satu mata ose media yang memperlihatkan hasil positif pada uji duga (Lay, 1994).




























BAB III
METODOLOGI

A.   Alat
ü  Incubator
ü  Autoclave
ü  Neraca analitik
ü  Labu Erlenmeyer
ü  Lampu spritus
ü  Laminary air flow
ü  Sendok tanduk
ü  Cawan petri
ü  Tabung reaksi
ü  Gelas ukur
ü  Ose bulat
ü  Ose lurus
ü  Gelas kimia
ü  Botol selai/sampel
ü  Spoit
ü  Kompor gas


B.   Bahan
ü  Medium NA
ü  Medium PDA
ü  Aquades
ü  Air sumur
ü  LB
ü  Air PAM
ü  Air Aqua
ü  Label
ü  Kapas


C.   Cara Kerja
1.    Pembuatan medium
a.    medium NA
§  Siapkan medium NA, Letakkan labu Erlenmeyer di atas nerca analitik.
§  Masukkan medium NA ke dalam labu Erlenmeyer dengan menggunakan sendok tanduk hingga mencapai 1,40 gram.
§  Larutkan dengan menggunakan aquades 50 ml yang belum steril
§  Panaskan dengan menggunakan lampu spritus, sambil di aduk hingga berubah warna menjadi bening
§  Masukkan ke dalam autoclave untuk di sterilkan
b.    Medium PDA
§  Siapkan medium PDA, letakkan labu Erlenmeyer di atas neraca analitik
§  Masukkan medium PDA ke dalam labu Erlenmeyer dengan menggunakan sendok tanduk hingga mencapai 1,9 gram.
§  Larutkan dengan menggunakan aquades 50 ml yang belum steril
§  Panaskan dengan menggunakan lampu spritus sambil di aduk hingga berubah warna menjafi bening.
§  Masukkan ke dalam autoclave untuk di sterilkan.
2.    Inokulasi Mikroba
ü  Medium NA dan medium PDA yang telah di sterilkan di simpan di dalam laminary air flow.
ü  Tuang medium NA dan PDA secukupnya pada masing-masing dua cawan petri(NA plate dan PDA plate)
ü  Kemudian tuang medium NA dan PDA secukupnya ke dalam masing-masing dua tabung reaksi. Dan di beri nama NA/PDA miring dan NA/PDA lurus.
ü  NA/PDA miring disimpan dengan posisi miring
ü  NA/PDA lurus disimpan di rak tabung
ü  Diamkan hingga padat (±2 hari)
ü  Ose yang di gunakan untuk mengambil sampel bakteri di sterilkan terlebih dahulu (dibakar berpijar merah), kemudian didinginkan.
ü  Ambil satu ose(bulat) bakteri kemudian di goreskan pada medium NA/PDA plate 1
ü  Ambil satu ose(bulat) bakteri kemudian di goreskan pada medium NA/PDA plate 2
ü  Ambil satu ose (bulat) bakteri masukkan ke dalam NA/PDH miring
ü  Ambil satu ose (lurus) tusukkan hingga ke dasar NA/PDH lurus
ü  Sterilkan kembali ose yang telah digunakan.
3.    Uji MPN
a.    Langkah pertama
ü  Siapkan sampel air sumur, aquades, dan LB
ü  Masukkan 9 ml aquades ke dalam gelas kimia, kemudian ambil air sumur sebanyak 1 ml dengan menggunakan spoit
ü  Hasil pengenceran tersebut di beri tanda 10ˉ¹
ü  Siapkan 3 tabung reaksi yang telah diisi dengan tabung durham dengan posisi terbalik
ü  Masing-masing tabung diisi dengan 9 ml LB
ü  Hasil pengenceran 10ˉ¹ dimasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing 1 ml
ü  Letakkan ketiga tabung reaksi tersebut di rak tabung
b.    Langkah kedua
ü  Siapkan kembali gelas kimia, isi dengan aquades sebanyak 9 ml
ü  tambahkan hasil pengenceran 10ˉ¹ sebanyak 1 ml dan di beri tanda 10ˉ²
ü  siapkan kembali 3 tabung reaksi yang telah diisi dengan tabung durham dengan posisi terbalik
ü  masing-masing tabung diisi dengan 9 ml LB
ü  Hasil pengenceran 10ˉ² dimasukkan ke dalam tabung reaksi tersebut masing-masing 1 ml
ü  Letakkan ketiga tabung tersebut di rak tabung
c.    Langkah ketiga
ü  Siapkan kembali gelas kimia, isi dengan aquades sebanyak 9 ml
ü  Tambahkan hasil pengenceran 10ˉ² sebanyak 1 ml dan di beri tanda 10ˉ³
ü  Siapkan kembali 3 tabung reaksi yang telah diisi dengan tabung durham dengan posisi terbalik
ü   Masing-masing tabung diisi dengan 9 ml LB
ü  Hasil pengenceran 10ˉ² dimasukkan kedalam tabung reaksi tersebut masing-masing I ml
ü  Letakkan ketiga tabung tersebut di rak tabung
ü  Simpan selama ±1 hari
ü  Amati tabung reaksi tersebut, jika terdapat gelembung udara di dalam tabung durham, hal tersebut menunjukkan bahwa hasil pengenceran tersebut positif bakteri.




















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


A.         Hasil Pengamatan
         Adapun hasil yang telah didapatkan dari percobaan yakni:
1.    Pembuatan medium
No
Nama
Fungsi
Warna sebelum pengadukan
Warnasesudah pengadukan
1.
NA
Sebagai
tempat pembiakan Bakteri
Keruh
Kuning jernih
2.
PDA
Sebagai tempat pembiakan jamur
keruh
Kuning keruh












2. Inokulasi bakteri
Gambar penanaman (inokulasi) bakteri yang menggunakan metode gores pada NA plate.
Gambar penanaman (inokulasi) bakteri yang meggunakan metode tusuk pada NA lurus.
Gambar penanaman (inokulasi) bakteri yang menggunakan metode gores pada NA miring.

Nama media
Metode yang digunakan
PDA plate
Metode gores
PDA miring
Metode gores
PDA lurus
Metode tusuk



3.    Uji MPN
Seri 1
Seri 2
Seri 3
Hasil
+3
+3
+3
800 koloni bakteri

B.   Pembahasan
Percobaan kali ini yaitu pembuatan medium, inokulasi mikroba dan uji MPN. Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba. Selain untuk menumbuhkan mikroba, medium dapat digunakan pula untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan mikroba. Medium yang digunakan dalam percobaan ini adalah Nutrient agar (NA), dan Potato Dextrosa Agar (PDA).
Nutrient  Agar (NA) merupakan suatu medium yang berbentuk padat, yang merupakan perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia. Dalam hal ini agar digunakan sebagai pemadat, karena sifatnya yang mudah membeku dan mengandung karbohidrat yang berupa galaktam sehingga tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Medium Nutrient Agar (NA) merupakan medium yang berwarna coklat muda yang memiliki konsistensi yang padat dimana medium ini berasal dari sintetik dan memiliki kegunaan sebagai medium untuk menumbuhkan bakteri .
Medium PDA (Potato Dekstrosa Agar) berdasarkan susunannya merupakan medium organik semi alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari bahan alamiah yang ditambah dengan senyawa kimia; berdasarkan konsistensinya merupakan medium padat karena mengandung agar yang memadatkan medium; berdasarkan kegunaannya merupakan medium untuk pertumbuhan jamur.
Pada praktikum kali ini mengenai inokulasi mikroba , praktikan melakukan inokulasi dengan menggunakan metode gores, dan metode tusuk. teknik penggoresan ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam cawaan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni (Winarni, 1997). Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaitu untuk membuat goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan. Ada beberapa teknik dalam metode goresan, yakni : Goresan T, Goresan kuadran c, Goresan Radiand, Goresan Sinambung. Sedangkan pada metode tusuk, harus dibutuhkan ketelitian agar sampel bakteri pada jarum ose tidak tersentuh oleh mulut atau pinggiran tabung.
Dari hasil uji MPN yang kami lakukan, kami mendapatkan bahwa kesembilan tabung reaksi yang telah di tetesi hasil pengenceran 10ˉ¹, 10ˉ², dan 10ˉ³ hasilnya positif semua.hal ini ditandai dengan gelembung pada semua tabung durham. Semakin banyak volume suatu sampel maka semakin banyak pula bakteri yang terkandung di dalamnya. uji MPN dinyatakan berhasil apabila semua tabung durham yang ada didalam tabung reaksi terangkat. Tetapi pada hasil pengamatan yang kami lakukan terdapat satu tabung  yang tabung durhamnya tidak terangkat. Hal ini dapat terjadi karena ketidaktelitian praktikan dalam melakukan percobaan yang mengakibatkan terjadinya kesalahan. Kelebihan dari  metode MPN ini adalah waktu yang dibutuhkan sangat sedikit atau sangat singkat, sedangkan kekurangan dari metode MPN yaitu hasil yang diperoleh terkadang tidak begitu akurat.

Pengenalan alat dan fungsinya
a.    Cawan petri
§  untuk pembiakan sel atau penanaman mikroba pada media agar atau padat
b.    beaker gelas
§  sebagai tempat larutan dan juga dapat memanaskan zat-zat mikrobiologi
§  mengambil sebuah sampel dengan ukuran yang besar
§  mencampur dan memanaskan cairan
§  untuk menuangkan cairan
c.    Botol sampel
§  Untuk mengambil sampel air, air PAM atau air sumur pada saat pengambilan sampel air.
d.    Tabung reaksi
§  Digunakan untuk menanam mikroba
e.    Sendok tanduk
§  Mengambil media sebelum di timbang ke neraca analitik
f.     Autoclave
§  Adalah suatu alat yang dapat menghasilkan tekanan uap air yang tinggi, sehingga panas yang ditimbulkan dapat lebih dari 100ºC. Dengan suhu 121ºC (dengan tekanan 15 psi) selama 15 menit akan membunuh semua mikroba termasuk endosporanya.
g.    Oven
§  Sebagai sterilisasi kering
h.    Incubator
§  Untuk menginkubasi bakteri (pengeraman)
i.      Ose
§  Digunakan untuk mengambil organisme atau isolasi mikroorganisme yang akan dibuat ke atas atau ke dalam media pembiakan.
j.      Tabung durham
§  Untuk menampung atau menjebak gas yang terbentuk akibat metabolismepada bakteri yang di ujikan.  
k.    Spoit/pipet volume
§  Berfungsi untuk memindahkan sejumlah volume larutan sesuai ukurannya

l.      Kapas
§  Untuk menyumbat tabung reaksi pada saat sterilisasi
m.   Laminar air flow
§  Alat ini di gunakan dalam tekhnik sterilisasi radiasi. Kita juga dapat bekerja dalam ruangan ini alat ini terletak khusus dalam satu ruang yang di sebut ruang steril. Penggunaan alat tersebut adalah untuk mensterilkan udara sehingga kegiatan yang berkaitan dengan pemindahan dan pengairan miroba dapat di lakukan di sekitar laminar air flow.
n.    Neraca analitik
§  Neraca yang digunakan untuk menimbang zat yang butuh ketelitian tinggi dan dalam skala kecil/mikro (biasanya hingga 4 desimal 0,0001 gram).
o.    Erlenmeyer
§  Berfungsi untuk menampung larutan bahan atau cairan
§  Dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung aquades, multivasi mikroba dalam kultur cair, dan lain-lain.
BAB V
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah kita dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa Media merupakan suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba.  Selain untuk menumbuhkan mikroba, medium dapat pula di gunakan untuk isolasi, memperbanyak mikroba, pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba. Media agar-agar merupakan media yang sangat baik untuk memisahkan campuran mikroorganisme sehingga masing-masing jenisnya menjadi terpisah-pisah.
Teknik inokulasi merupakan teknik pemindahan bakteri ke dalam media dengan perlakuan khusus untuk mempertahankan kemurnian dari bakteri tersebut. Teknik inokulasi dapat dilakukan dengan metode gores pada agar datar (streak plate method) dan metode gores pada agar miring (streak plate method). Proses inokulasi harus benar-benar aseptik atau steril supaya tidak terjadi kontaminasi oleh mikroorganisme lain. Pada hasil pengamatan metode gores agar miring terlihat adanya garis zig-zag putih menyebar yang menandakan koloni bakteri  biakan tumbuh. teknik penggoresan ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah.
Dari hasil uji MPN yang kami lakukan, kami mendapatkan bahwa kesembilan tabung reaksi yang telah di tetesi hasil pengenceran 10ˉ¹, 10ˉ², dan 10ˉ³ hasilnya positif semua.hal ini ditandai dengan gelembung pada semua tabung durham.
B.   Saran
Saran yang dapat diberikan pada kegiatan praktikum inokulasi dan pemurnian bakteri adalah peranan dosen dalam membimbing dan mengarahkan praktikan sangatlah penting, dimana disini praktikan masih terasa sangat nol dalam pemahamannya, sehingga semestinya peranan dosen dalam memberikan arahan lebih aktif dan tersampaikan dengan jelas ke praktikan. Kemudian penunjangan alat-alat praktikum supaya praktikum ini berjalan dengan baik dan lancar sangat diharapkan dari saya sebagai praktikan. Dan untuk praktikan dalam melakukan praktek sangat dibutuhkan ketelitian dan ketekunan yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Hermanto, Bambang.2011.Metode The king BIOLOGI SMA ala Tentor.Jakarta:Wahyumedia.
Hatta,M.2010.Mikrobiologi Keperawatan.Makassar
Alang,Hasria.Adriani.2013.Bahan Ajar dan Penuntun Praktikum MIKROBIOLOGI.Makassar.
Zulkarnaim.2008.Bahan Ajar MIKROBIOLOGI.Makassar
Di akses tanggal 29 Mei 2013
Di akses tanggal 29 Mei 2013
Di akses tanggal 30 Mei 2013
Di akses tanggal 30 Mei 2013
Di akses tanggal 30 Mei 2013
Di akses tanggal 30 Mei 2013