Rabu, 10 Juli 2013

laporan praktikum perkecambahan





BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Salah satu ciri organisme adalah tumbuh dan berkembang. Kedua aktifitas kehidupan ini tidak dapat dipisahkan karena prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversibel. Irreversibel maksudnya tidak dapat kembali pada keadaan awal. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju kedewasaan. Pertiumbuhan pada tanaman terbagi dalam beberapa tahapan,yaitu perkecambahan yang diikuti dengan pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Perkecambahan merupakan proses munculnya tanaman kecil dari dalam biji..
Pertumbuhan pada tanaman terbagi dalam beberapa tahapan, yaitu perkecambahan yang diikuti dengan pertumbuhan primer dan sekunder.
1. Perkecambahan
Awal perkecambahan dimulai dengan berakhirnya masa dormansi. Masa dormansi adalah berhentinya pertumbuhan pada tumbuhan dikarenakan kondisi lingkungan yang tidak sesuai.Perkecambahan sering dianggap sebagai permulaan kehidupan tumbuhan. Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula (calon batang). Radikula tumbuh ke bawah menjadi akar sedangkan plumula tumbuh ke atas menjadi batang.
Perkecambahan ditandai dengan munculnya kecambah, yaitu tumbuhan kecil dan masih hidup dari persediaan makanan yang berada dalam biji. Ada empat bagian penting pada biji yangt berkecambah, yaitu batang lembaga (kaulikulus), akar embrionik (akar lembaga), kotiledon (daun lembaga), dan pucuk lembaga (plumula). Kotiledon merupakan cadangan makanan pada kecambah karena pada saat perkecambahan, tumbuhan belum bisa melakukan fotosintesis. Air merupakan kebutuhan mutlak bagi perkecambahan. Tahap pertama perkecambahan adalah penyerapan air dengan cepat secara imbibisi. Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya dan juga memicu perubahan metabolik pada embrio sehingga biji melanjutkan pertumbuhan. Enzim-enzim akan mulai mencerna bahan-bahan yang disimpan disimpan pada kotiledon, dan nutrient-nutriennya dipindahkan kebagian embrio yang sedang tumbuh. Enzim yang berperan dalam pencernaan cadangan makanan adalah enzim amylase, beta-amilase dan protease. Hormon giberelin berperan penting untuk aktivasi dan mensintesis enzim-enzim tersebut.
Perkecambahan biji ada dua macam yaitu epigeal dan hypogeal. Perkecambahan epigeal adalah perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon terangkat ke atas tanah. Hal ini disebabkan oleh hipokotil yang tumbuh memanjang. Akibatnya, plumula dan kotiledon terdorong ke permukaan tanah, misalnya pada perkecambahan kacang hijau (Phaseolus radiatus) dan kacang tanah (Arachis hypogaea). Sedangkan perkecambahan hipogeal adalah perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon tetap tertanam di dalam tanah. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah, sedangkan kotiledon tetap di dalam tanah, misalnya pada perkecambahan kacang kapri (Pisum sativum), jagung (Zea mays), dan padi (Oryza sativa).
Pertumbuhan pada tanaman dibedakan menjadi pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.
2. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang disebabkanoleh kegiatan titik tumbuh primer. Pertumbuhan primer pada tumbuhan hanya terjadi pada bagian tertentu saja yaitu pada bagian yang aktif membelah dan tumbuh. Bagian tersebut disebut jaringan meristem. Pada jaringan meristem terdapat bagian titik tumbuh akar dan titik tumbuh batang yang telah mulai terbentuk sejak tumbuhan masih berupa embrio.
Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan memanjang akibat aktivitas mereistem apical (jaringan yang ada diujung akar dan dan ujung batang). Titik tumbuh batang terdapat pada tumbuhan yang memiliki kuncup atau tunas. Pertumbuhan primer menyebabkan batang dan akar bertambah panjang.
Pertumbuhan primer pada ujung akar dan ujung batang       
dapat dibedakan menjadi 3 daerah yaitu:
a. Daerah pembelahan sel, terdapat di bagian ujung akar            . Sel-sel di daerah ini aktif membelah (bersifat meristematik)                    
b. Daerah perpanjangan sel, terletak di belakang daerah pembelahan.            Sel-sel di daerah inimemiliki kemampuan untuk membesar dan          memanjang. 
c. Daerah diferensiasi sel, merupakan daerah yang sel-selnya   berdiferensiasi menjadi sel-sel yang mempunyai fungsi dan      struktur khusus.
3. Pertumbuhan Sekunder.
Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan yang disebabkan oleh kegiatan cambium yang bersifat meristematik. Pertumbuhan sekunder menyebabkan diameter batang bertambah besar. Pertumbuhan sekunder hanya terjadi pada dikotil dan gymnospermae. Aktivitas pembelahan cambium mengarah kea rah luar dan dalam. Aktivitas cambium ke dua arah mengakibatkan bertambah tebal dan besar diameter batang.
2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan pada tumbuhan
Pertumbuhan pada tumbuhan, baik tumbuhan tingkat rendah maupun tingkat tinggi, secara umum dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor dalam. 
1. Faktor eksternal/lingkungan
Faktor ini merupakan faktor luar yang erat sekali hubungannya dengan proses pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan adalah sebagai berikut:
•Air dan mineral
•Kelembaban.
•Suhu
•Cahaya matahari
•nutrisi
2. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang melibatkan hormon dan gen yang akan mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Di bawah ini merupakan macam-macam hormon pada tumbuhan.
1)    Auksin
2)    Giberelin
3)    Sitokinin
4)     Gas Etilen
5)    AsamAbsisat 
6)    .Kalin :
·         Rhizokalin: merangsang pembentukan akar
·         Kaulokalin: merangsang pembentukan batang
·         .Anthokalin: merangsang pembentukan bunga
·         .Filokalin: merangsang pembentukan daun
2.1.3. Pengaruh Cahaya pada pertumbuhan Tumbuhan:
Cahaya matahari bermanfaat bagi tumbuhan terutama sebagai energi yang nantinya digunakan untuk proses fotosintesis.Cahaya juga berperan dalam proses pembentukan klorofil. Akan tetapi cahaya dapat bersifat sebagai penghambat (inhibitor) pada proses pertumbuhan, hal ini terjadi karena cahaya dapat memacu difusi auksin ke bagian yang tidak terkena cahaya. Sehingga, proses perkecambahan yang diletakan di tempat yang gelap akan menyebabkan terjadinya etiolasi. Intensitas pencahayaan atau penyinaran yang berbeda akan menghasilkan macam pertumbuhan tumbuhan yang berbeda. Respons tumbuhan terhadap panjang penyinaran yang berariasi disebut fotoperiodisme. Respons itu meliputi dormansi (masa tidur yang bertujuan mengatasi masa/musim yang tidak menguntungkan untuk tumbuh), pembungaan, perkecambahan, dan perkembangan batang serta akar.
Untuk itu perlu diketahui bagaimana proses perkecambahan itu terjadi beserta kondisi-kondisi pada kecambah yang diberikan oleh faktor-faktor penyebab perkecambahan

B.   Tujuan Praktikum

Untuk membandingkan pertumbuhan biji kacang hijau di dua tempat yang berbeda (tempat terang dan tempat gelap).

C.   Mamfaat Praktikum
Manfaat dari penelitian ini antara lain dapat mengetahui efek yang ditimbulkan sinar matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, serta mengetahui kondisi yang diperlukan untuk berlangsungnya perkecambahan biji kacang hijau. 






BAB III
METODOLOGI
A.   Alat

§  Toples sebagai wadah (2 buah)
§  Kardus (1 buah)
§  Kertas
§  Pensil
§  Penghapus
§  Penggaris
§  Kamera (1 buah)

B.   Bahan

§  Kacang hijau secukupnya (30 butir)
§  Tanah secukupnya
§  Lidi secukupnya
§  Air secukupnya

C.   Cara Kerja

§  Menyiapkan alat-alat dan bahan yang diperlukan
§  Merendam kacang hijau yang akan ditanam selama 8 jam
§  Masukkan tanah ke dalam dua toples menggunakan cetok
§  Menanam 10 biji kacang hijau  di masing-masing toples
§  Menandai masing-masing kacang hijau dengan lidi yang telah diberi label nomor
§  Menaruh satu toples di tempat terang
§  Menaruh toples lainnya di dalam kardus sebagai tempat gelap
§  Menyiram biji-biji kacang hijau pada masing-masing toples dengan air secukupnya. Penyiraman ini dilakukan dengan frekuensi satu kali sehari.
§  Mengukur batang kacang hijau, ketika muncul daun pertama pada kacang hijau tersebut
§  Memotret setiap perkembangan pada tumbuha kacang hijau




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.   Hasil Pengamatan
             Table pengamatan

Daerah/Hari

1

2

3

4

5

Terang

-

-

-

-

11 cm

Gelap

-

-

-

-

18 cm


Gambar Hasil pengamatan

Daerah Gelap

Daerah terang



B.   Pembahasan

Pertumbuhan pada sisi tumbuhan yang disinari oleh matahari akan terjadi secara lambat karena adanya hormon auksin dihambat oleh matahari, tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya menjadi sangat cepat karena kerja auksin yang tidak dihambat. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut fototropisme. Untuk tanaman yang diletakkan di tempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan warnanya cenderung pucat kekuningan. Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh matahari. Sedangkan untuk tanaman yang diletakkan di tempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan di tempat gelap, tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal ini karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari.
Berdasarkan table pengamatan dapat disimpulkan bahwa pengamatan kami lakukan pada hari ke-5 menyatakan proses pertumbuhan yang dialami oleh kecambah di tempat terang berlangsung lambat. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu  factor dari dalam dan factor dari luar. Perkecambahan banyak dipengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon, walaupun faktor yang lain ikut mempengaruhi.
Pada perkecambahan di tempat terang hormon auksin yang terhambat menyebabkan pertumbuhan rata-rata dalam lima hari pada titik primernya yaitu 11 cm cm, sedangkan pada titik tumbuh primer kecambah yang diletakkan ditempat gelap sebesar 18 cm. Dalam hal ini, kecambah yang tumbuh di tempat gelap mengalami etiolasi. Dalam keadaan tidak ada cahaya, auksin merangsang perpanjangan sel-sel sehingga kecambah di tempat gelap tumbuh lebih panjang namun dengan kondisi pucat kekuningan karena kekurangan klorofil , kurus, dan daunnya tidak berkembang, sedangkan pada kecambah yang tumbuh di tempat terang mengalami hal sebaliknya. Dalam keadaan banyak cahaya, auksin mengalami kerusakan sehingga pertumbuhan kecambah terhambat. Laju tumbuh memanjang pada kecambah tersebut dengan segera berkurang sehingga batang lebih pendek, namun tumbuh lebih kokoh, daun berkembang sempurna, dan berwarna hijau.




BAB V
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa perkecambahan banyak dipengaruhi oleh factor cahaya dan hormon, walaupun factor yang lain ikut memengaruhi.
Ditinjau dari factor cahaya, dibuktikan bahwa kacang hijau yang di tempatkan di daerah bersintesis cahaya kurang atau gelap akan memiliki laju pertumbuhan yang lebih cepat dibandinkan dengan kacang hijau yang diletakkan di tempat bersintesis cahaya banyak atau terang. Dengan itu, hormone auksin yang dipengaruhi sedikit atau tanpa cahaya matahari akan merangsang perpanjangan sel-sel pada titik tumbuh primer. Namun, kondisi tumbuhan yang baik akan dialami oleh kacang hijau dengan pengaruh cahaya lebih banyak yaitu tumbuh lebih kokoh, daun berkembang sempurna, dan berwarna hijau namun batang lebih pendek.

B.   Saran

Sebelum penanaman, terlebih dahulu dilakukan perendaman untuk memecah dormansi biji itu sendiri. Jadi sebaiknya perendaman lebih dimaksimalkan agar berhasil memecahkan dormansi biji yang akan di tanam. Sehingga kesalahan pengamatan lebih dapat diminimalisir.
Dan juga memilih biji kacang sehingga dapat memaksimalkan penelitian kemudian, kondisi pencahayaan lebih dimaksimalkan baik penempatan di tempat terang maupun gelap.







DAFTAR PUSTAKA
Di akses pada tanggal 12 Juni 2013
Di akses pada tanggal 13 Juni 2013

1 komentar: